Sabtu, 08 Oktober 2011

PUJI RAHAYU, Jauh Dari Orang tua Bukan Penghalang Berprestasi


Bulan Juli 2007 adalah pertama kali puji rahayu menginjakan kaki di Yogyakarta untuk menyelesaikan sekolahnya di MAN Yogyakarta III. Kedatangannya ke Yogyakarta telah membuat Puji, biasa Ia disapa dapat meraih sebagian dari mimpi-mimpinya menjadi sebuah realita. Salah satunya yaitu bisa kuliah di UGM (Universitas Gajah Mada) yaitu di Fakultas Teknologi Pertanian tanpa biaya dengan melalui jalur Penelusuran Bibit Unggul Tidak Mampu (PBUTM). Kunci utama untuk mandapatkan kesuksesan yaitu dengan fokus, tidak lupa beribadah dan selalu optimis.
"Selalu fokus bagi saya, tidak ada istilah setengah-setengah, dalam melakukan sesuatu harus all out seratus persen. Ketika saya sedang berada di kelas, maka saya fokuskan ke kelas, saya selesaikan semua tugas-tugas dari guru mata pelajaran. Jika saya sedang berada di DEWA (DEwan sisWA), sebutan bagi OSIS di MAN III YOGYAKARTA, maka saya fokus di OSIS, saya akan menyelesaikan semua tugas di DEWA." Kata Puji Rahayu. Semangat untuk belajar dan jiwa optimisme yang Ia miliki membuat deretan prestasi dapat diraihnya, mulai dari prestasi di dalam kelas, misalnya mendapat peringkat satu, hingga prestasi di sekolah, yaitu selalu peringkat paralel dan kemarin, hasil UN (Ujian Nasional) meraih peringkat satu dari seluruh anak MAN III Yogyakarta. Prestasi-prestasi di luar sekolah pun tidak luput Ia raih, diantaranya menjadi duta nuklir Indonesia tahun 2009 yang diberikan BATAN.
Menurut Puji rahayu, Berprestasi itu tidak hanya di akademis saja, tetapi di Non akademis juga tidak kalah penting. Selain itu, prestasi tidak hanya dapat diraih dengan belajar saja, tetapi ibadah dan doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa itu sangat penting.







Jauh dari orang tua
Bagi dara yang berdarah Pemalang-Jawa Tengah, kepergianya ke Yogyakarta untuk sekolah, dilakukan untuk mengubah nasib. Ia tidak mau masa depannya sama dengan orang tuanya yang hanya petani dan penjual sayur. Selain
itu, baginya ilmu itu sangat penting. Iia juga bercermin dari Rasulullah SAW, bahwa orang yang ingin sukses, itu harus berhijrah. Berhijrah di sini maksudnya mau mengambil resiko dengan jauh dari orang tua, hidup mandiri, mengubah sikap, sifat dan pola hidup menjadi lebih baik.
Di Yogyakarta, banyak tantangan yang harus dihadapinya. Mulai dari diri sendiri, yang sering dihinggapi rasa malas, dan sakit mendadak karena terlalu capek, hingga teman yang mengajak bermain dan lingkungan yang tidak mendukung. "Tantangan yang paling sulit saya hadapi adalah rasa malas dan sakit. Semua itu karena banyaknya tugas-tugas dan kegiatan di sekolah," tutur mantan ketua DEWA MAN III Yogyakarta. Sekolah Puji Rahayu memang dikenal siswanya sebagai sekolah yang padat tugas, kegiatan dan tak kenal waktu libur. Meskipun demikian, Ia tetap berusaha untuk melawan semua tantangan itu, walaupun tidak semuanya dapat di hadapi.


Mimpi-mimpi
Menjadi orang sukses memang tidaklah mudah, tidak seperti membalikan telapak tangan. jika mudah maka semua akan menjadi orang yang sukses. Banyak aral melintang dan tantangan-tantangan yang harus dihadapi, begitu juga dengan  Puji rahayu, Ia harus melewati banyak kerikil jalanan dan jurang-jurang tak bertepi yang ditemuinya untuk mengubah mimpi-mimpi dan harapan yang Ia angankan  menjadi sebuah realita dan kenyataan. Meneladani tokoh-tokoh adalah salah satu cara yang ditempuh peraih juara kedua Qlimpiade Biologi tahun 2008 yang diselenggarakan oleh UIN (Universitas Islam Negeri) Sunankalijaga.
"Aku harus memelihara harapan-harapanku barang kali akan tiba waktu dimana aku dapat mewujudkannya," itu merupakan kata-kata Anne Frank, seorang tokoh  di dunia yang sangat berpengaruh pada jiwa dan semangat Puji Rahayu dalam menggapai mimpi dan harapan-harapannya. "Kata-kata Anne Frank sudah mendarah daging dijiwa saya, hingga ketika saya mempunyai mimpi dan harapan-harapan yang jika dipikir secara logika atau rasional sangat sulit dan boleh dikatakan mustahil terjadi untuk diraih, saya tetap yakin dan selalu optimis, kalau suatu saat nanti entah kapan waktunya, saya pasti akan dapat mewujudkan mimpi-mimpi dan harapan yang saya angankan." ungkap peraih juara 1 Pidato IPTEK NUKLIR tahun 2009 kemarin, dengan penuh keyakinan. Terbukti, sekarang ia dapat mengubah sebagian dari mimpi-mimpi dan harapannya menjadi realita, bukan sesuatu yang mustahil lagi. Siapa menyusul?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar